Terima kasih telah berkunjung di www.sikilang.blogspot.com

Posted by Ray Sikilang 0 komentar
Masalah koperasi menjadi "senjata" pemisah warga Sikilang
Sikilang adalah sebuah perkampungan di Negeri Petro Dollar Kabupaten Pasaman Barat yang berpenduduk + dari 600 kepala keluarga atau hampir 2.000 jiwa. Masyarakat Sikilang memiliki beberapa masalah yang menjadi polemik berkepanjangan. Dalam pandangan umum kejorongan Sikilang mempuyai Sumber Daya Alam yang sangat bagus terlihat dari wilayah yang cukup luas seperti tanah yang begitu lebar, laut terbentang luas untuk mencari ikan, batang air yang panjang juga untuk menghasilkan ikan, akan tetapi keadaan yang sebenarnya tidaklah seperti yang dilihat juga dirasakan masyarakat Sikilang. Tanah Sikilang yang begitu lebar sebagiannya telah dibuat menjadi perkebunan oleh beberapa investor melalui Pemerintahan Daerah setempat dengan perjanjian masyarakat diberikan lahan biasa disebut plasma yang di Konversikan untuk menunjang pembangunan ekonimi dan kesejahteraan masyarakat Sikilang itu sendiri. Akan tetapi masyarakat Sikilang tidak pernah tau plasma itu seperti apa dan tujuannya untuk apa, dikarenakan tidak adanya terlebih dahulu penyuluhan kepada masyarakat Sikilang itu sendiri, apa pengertian dari arti maksud dan tujuan yang dinamakan plasma tersebut. Masyarakat Sikilang adalah sekelompok masyarakat yang masih mempunyai adat cultural yang kuat namun kualitas pendidikan masih tergolong rendah ditambah ekonomi yang sangat lemah, sehingga dari tahun ke tahun masyarakat Sikilang sepertinya tidak ada perubahan malah realita nyata masyarakat Sikilang sekarang berbalik menjadi kehancuran, kesengsaraan juga kepahitan kehidupan masyarakat Sikilang. Oleh karena itu siapa yang akan bertanggung jawab atas apa yang dialami juga dirasakan oleh masyarakat Sikilang..? Dengan adanya investor-investor pengelola tanah areal perkebunan masyarakat Sikilang, harapan bisa merubah keadaan perekonomian masyarakat Sikilang akan tetapi pada kenyataannya masyarakat Sikilang malah merasakan banyak menjadi susah untuk hidup memperjuangkan kehidupan sehari-hari. Kesengsaraan masyarakat Sikilang semakin diperparah karena areal lahan habis menjadi Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) oleh Investor-investor! Dan semenjak adanya Pabrik Industri Perkebunan Kelapa Sawit (PKS), ikan di batang air dan di tepi laut tempat masyarakat menjaring ikan pun mempunyai perubahan yang begitu drastis, dalam perantaraan tahun 2002 yang lalu limbah dari salah satu Investor pernah melimpah karena air hujan masuk kedalam kolam tempat penampungan limbah sehingga tempat penampungan limbahpun tidak dapat menampung akhirnya melimpah dan mengalir ke batang air Sikilang melalui anak sungai, permasalahan limbah tahun 2002 memang sudah diselesaikan oleh tokoh masyarakat dengan pihak Investor yang loss control dengan limbahnya dan di fasilitatori oleh Pemerintahan Daerah. Pada saat itu masyarakat mendapatkan pembagian uang sebanyak Rp.99.000/KK. Akan tetapi di dalam bulan Agustus tahun 2009 masyarakat kembali mendapati ikan yang bergelimpangan di tepi batang air Sikilang, tetapi masyarakat tidak tau kenapa! hanya dengan kejadian sebelumnya masyarakat menduga itu dikarenakan limbah salah satu Investor kembali melimpah dan mengalir ke batang air Sikilang, sekarang masyarakat Sikilang jadinya resah kepada Investor yang sebelumnya pernah bermasalah dengan limbahnya dan diperkirakan akan menambah penderitaan masyarakat Sikilang khususnya. Masyarakat Sikilang mempunyai 3 (tiga) mitra plasma yang di kelola oleh Investor-Investor sebagai berikut : 1. PT. PHP II dengan Keputusan Bupati No.188.45/344/Bup-Pas/2000 tgl. 8 juni 2000. Luas 400 H a 2. PT.Agro Wiratama dengan Keputusan Bupati No.188.45/1095/Bup/Pas/2003,tgl 19 Desember 2003.Luas 500 Ha, 3. PT.BPP/BMC dengan Keputusan Bupati No.188.45/83/Bup-Pasbar-2004.tgl. 9 agustus 2004. Luas 250 Ha,Untuk Sikilang dan Parit. Akan tetapi dalam 3 (tiga) mitra plasma masyarakat Sikilang tidak pernah jelas pengelolaannya seperti apa dan pembagiannya bagaimana, karena masyarakat sama sekali tidak pernah dikasih tau oleh pengurus koperasinya, setiap dalam pembagian hasil Plasma/produksi TBS nya seolah-olah di sembunyikan dan sama sekali tidak transparan. Dari mulai adanya Plasma masyarakat Sikilang sampai dengan sekarang masyarakat Sikilang tidak pernah tau nama-nama masyarakat Sikilang yang sudah menjadi anggota Kelompok Tani maupun Anggota Koperasi, masyarakat Sikilang juga tidak pernah diberitahu, dan tidak pernah adanya tanda identitas Anggota Koperasi maupun anggota Kelompok Tani sebagai mana yang seharusnya. Kejadian yang dialami oleh masyarakat Sikilang memang bisa dikatakan masih adanya system poltik colonial yang jelas-jelas sangat merugikan masyarakat Sikilang dengan adanya Intimidasi, Depedensi, Diskriminasi. pembohongan dan pembodohan public. Lokasi Jorong Sikilang masih bisa dikategorikan kejorongan atau perkampungan yang terisolir melihat jauhnya jarak tempuh dari jorong Sikilang ke kantor Kenagarian dan Kecamatan berjarak 40Km melalui jalan Setapak dan +15 Km Jalan aspal, dari Daerah Perkantoran Tingkat Kabupaten + 45 Km melalui jalan Setapak sebagian melalui jalan perkebunan Kelapa Sawit + 20 Km jalan aspal, dengan jarak yang lumayan jauh ke pelosok membuat Masyarakat Sikilang serba sulit untuk mengembangkan perekonomian,pendidikan,pergaulan, juga pengetahuan. Mata pencarian masyarakat Sikilang sehari-hari adalah bertani dan nelayan, Masyarakat Sikilang seolah-olah di sembunyikan keberadaannya dan Masyarakat Sikilang hanya bisa pasrah dengan ketidak berdayaannya tersebut. Dengan melihat pokok permasalahan konflikasi yang ada di dalam masyarakat Sikilang yang seharusnya kita ketahui bahwasanya yang bertanggung jawab adalah tentunya pemerintah setempat tapi pada kenyataannya para pihak-pihak atau instansi-instansi terkait pemerintahan maupun penegak hukum dan keadilan malah lengah dan acuh tak acuh dengan masalah-masalah yang dialami masyarakat Sikilang, yang pada intinya adalah tanggung jawab mereka secara bersama-sama. Melihat begitu lamanya konflikasi yang dialami masyarakat Sikilang yang berupa hak-haknya yang nyata-nyata telah dirampas dengan cara memanfaatkan kebodohan masyarakat Sikilang itu sendiri oleh orang-orang juga oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Ditambah lagi masyarakat Sikilang sekarang sudah hampir tidak begitu percaya dengan adanya aparat-aparat penegak hukum dan keadilan, karena selama yang dialami masyarakat Sikilang, para oknum-oknum tertentu yang ada pada lingkungan penegak hukum dan keadilan di Pasaman Barat jauh dari masyarakat miskin dan lebih dominan mementingkan para orang kaya. Banyaknya masalah konflikasi yang di alami masyarakat Sikilang pada khususnya dan masyarakat pasaman barat pada umumnya, disini bisa dinilai rendahnya moralitas, jiwa sosial juga punahnya hati nurani dari para yang seharusnya bertanggung jawab, juga murah dan rendahnya harga diri yang bisa dibeli dengan hanya beberapa rupiah saja, sehingga melupakan para masyarakat miskin yang pantasnya dengan sebutan rakyat jelata, juga banyak nya oknum-oknum tertentu pemerintahan dan oknum-oknum tertentu aparat penegak hukum dan keadilan bertopengkan wajah polos ternyata serigala berbulu domba di daerah khususnya Sikilang dan Pasaman Barat pada umumnya yang sepertinya sudah membuat persatuan sejenis lingkaran setan yang kuat dan siap untuk menghancurkan masyarakat Sikilang. Sehingga susah untuk meneggakkan keadilan dan kebenaran di daerah Jorong Sikilang dan Pasaman Barat .

0 komentar:

Posting Komentar

Total pengunjung minggu ini