Terima kasih telah berkunjung di www.sikilang.blogspot.com

e-commerce

Posted by Ray Sikilang 3 komentar
1.jelaskan definisi dari e-commerce:

Definisi E-Commerce menurut Laudon & Laudon (1998), E-Commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis.
E-Commerce atau yang biasa disebut juga dengan istilah Ecom atau Emmerce atau EC merupakan pertukaran bisnis yang rutin dengan menggunakan transmisi Electronic Data Interchange (EDI), email, electronic bulletin boards, mesin faksimili, dan Electronic Funds Transfer yang berkenaan dengan transaksi-transaksi belanja di Internet shopping,
Stock online dan surat obligasi, download dan penjualan software, dokumen, grafik, musik, dan lain-lainnya, serta transaksi Business to Business (B2B). (Wahana Komputer Semarang 2002).
Sedangkan definisi E-Commerce menurut David Baum (1999, pp. 36-34) yaitu: E-Commerce is a dynamic set of technologies, applications, and bussines process that link enterprises, consumers, and communities through electronics transactions and the electronic exchange of goods, services, and informations.
Diterjemahkan oleh Onno. W. Purbo: E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelavanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik.

2.sebutkan klasifikasi tipe aplikasi dari system e_commerce:


2 . Klasifikasi E -commers
• Business-to-business (B2B). Kebanyakan E-Commerce yang diterapkan saat ini merupakan tipe B2B. E-Commerce tipe ini meliputi transaksi IOS yang digambarkan tadi serta transaksi antar organisasi yang dilakukan di electronic market. Contohnya Wal-Mart dengan Warner-Lambert.
• Business-to-consumer (B2C). Ini merupakan transaksi eceran dengan pembeli perorangan. Pembeli khas di Amazon.com adalah seorang konsumen, atau seorang pelanggan. Contoh yang lain, misalnya Barnes & Nobles, Cisco, Dell, Compaq dan sebagainya.
• Consumer-to-business (C2B). Termasuk ke dalam kategori ini adalah perseorangan yang menjual produk-produk atau layanan ke organisasi, dan perseorangan yang mencari penjual, berinteraksi dengan mereka, dan menyepakati suatu transaksi.
• Consumer-to-consumer (C2C). Dalam kategori ini, seorang konsumen menjual secara langsung ke konsumen lainnya. Contohnya adalah ketika ada perorangan yang melakukan penjualan di classified ads (misalnya,www.classified2000.com) dan menjual properti rumah hunian, mobil, dan sebagainya. Mengiklankan jasa pribadi di internet serta menjual pengetahuan dan keahlian merupakan contoh lain C2C. sejumlah situs pelelangan memungkinkan perorangan untuk memasukkan item-item agar disertakan dalam pelelangan. Akhirnya, banyak perseorangan yang menggunakan intranet dan jaringan organisasi untuk mengiklankan item-item yang akan dijual atau juga menawarkan aneka jasa. Contoh lain yang terkenal adalah eBay.com, yaitu perusahaan lelang.
• Nonbusiness E-Commerce. Dewasa ini makin banyak jumlah lembaga non-bisnis seperti lembaga akademis, organisasi nirlaba, organisasi keagamaan, organisasi sosial, dan lembaga-lembaga pemerintahan yang menggunakan berbagai tipe E-Commerce untuk mengurangi biaya (misalnya, memperbaiki purchasing) atau untuk meningkatkan operasi dan layanan pablik.
Aplikasi E-Commerce meliputi bidang saham, pekerjaan, pelayanan keuangan, asuransi, mall, pemasaran dan periklanan on-line, pelayanan pelanggan, lelang, travel, hardware dan Software PC, hiburan, buku dan musik, pakaian, ritel dan publikasi on-line. .

3. Karakteristik e- commers


Karakteristik B2B
1. Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan ( relationship ) yang cukup lama. Informasi hanya diperlukan dengan patner tersebut, dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan ( trust ).

2. Pertukaran data ( data exchange ) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala, misalkan setiap hari, dengan format yang sudah disepakati bersama. dengan kata lain, sevis yang digunakan sudah ditentukan. hal ini memudahkan pertukaran data untuk dua etitiy yang menggunakan standar yang sama.
3. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus mengunakan patnernya.
4. Model yang digunakan adalah peer-to-peer dimana processing interlligence dapat didistribusikan dikedua pelaku bisnis
Karakter B2C
1. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan untuk umum.
2. Servis yang diberikan bersifat umum (generik) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh kalayak ramai. Sebagai contoh servis menggunakan basis web karen sistem web sudah umum digunakan.
3. Servis diberikan berdasarkan pesanan ( on demand ) konsumen melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan.
4. Pendekatan client/ server sering digunakan dimana diambil asumsi client ( consumer ) menggunakan sistem yang minimal ( berbasis web ) dan processing ( business prosedure ) diletakkan disisi server.


4. Hubungan e commers terhadap supply chan management
Era e-commerce telah mengubah cara berbisnis. Penggunaan internet dapat sangat membantu dalam manajemen supply chain. Perusahaan kini dengan mudah dapat berhubungan dengan banyak pihak tanpa harus bepergian sama sekali. Demikian pula pengaturan aliran barang dapat dilakukan dari satu tempat tertentu. Dengan menggunakan internet, yaitu tanpa harus mengembangkan sistem jaringan komputer sendiri, sebuah pasar swalayan misalnya dapat mengetahui stok barang di setiap pemasoknya atau di setiap toko atau gudangnya. Demikian pula untuk memuaskan konsumen, barang dapat dicari melalui internet ke pelbagai pemasok (supplier).
Seperti yang terlihat pada diagram diatas, terdapat perbedaan antara SCM model tradisional dan menggunakan media e-commerce dapat diketahui. Pada model SCM tradisional, terdapat beberapa alur yang harus dilalui agar barang dapat diterima sampai ditangan konsumen. Dalam traditional marketplace, lalu lintas informasi, produk/jasa, dan pembayaran bersifat fisik (location based). Dengan kata lain, model
bisnis yang berlaku adalah geographic business model.
Berbeda halnya dengan SCM yang menggunakan media elektronik, tidak terdapat batasan dari masing-masing pihak yang melakukan proses jual-beli barang karena masing-masing pihak dapat langsung berhubungan antara satu dengan lainnya. Setiap orang yang memiliki akses ke internet dapat mengambil bagian dalam model bisnis ini, misalnya dengan melakukan browsing di internet untuk mencari informasi mengenai produk, produsen, dan harga, men-down load perangkat lunak atau data tertentu, mengirim e-mail kepada produsen, melakukan chatting dengan konsumen lain, melakukan transaksi pembayaran dengan aneka fasilitas (seperti kartu kredit, smart card, internet interface maupun automatic ordering), dan sebagainya.
Peningkatan value chain adalah manfaat yang diperoleh ketika seseorang atau produsen menggunakan media e-commerce. Namun selain terdapat kelebihan, penggunaan e-commerce dalam hubungannya dengan SCM ini pun juga memiliki keterbatasan yaitu ketepatan waktu dalam pengiriman barang, jangkauan daerah pengiriman barang, juga pengiriman barang masih ditakutkan dapat hilang di jalan.
Contoh perusahaan yang baru-baru ini mengembangkan SCM dalam organisasinya adalah perusahaan penerbangan Garuda Indonesia. Bagi BUMN ini, pengembangan SCM sangat membantu dalam penjualan tiket. Pola penjualan tiket di perusahaan ini tidak lagi menggunakan jalur linier : pusat penjualan tiket – biro – konsumen. Puasat penjualan tiket dapat melakukan monitoring secara serentak terhadap seluruh biro maupun pesanan langsung dari konsumen.

5 . E-Commerce dapat mengurangi siklus waktu, meningkatkan kinerja karyawan dan memberikan dukungan terhadap fasilitasi pelanggan dengan cara :
1. Mengurangi siklus waktu karena adanya E-Business Application
a. ERP (Enterprise Resource Planning) sistem informasi pendukung e-business, yang menyediakan berbagai macam kebutuhan perusahaan seperti supply chain, CRM, marketing, warehouse, shipping, dan payment, serta mampu melakukan otomatisasi proses bisnis
b. CRM (Customer Relationship management) sistem kustomisasi real time yang memanajemen kustomer dan melakukan personalisasi produk dan servis berdasarkan keinginan customer.
c. EAI (Enterprise Application Integration) merupakan konsep integrasi berbagai proses bisnis dengan memperbolehkan mereka saling bertukar data berbasis message.
d. SCM (Supply Chain Management) manajemen rantai supply secara otomatis terkomputerisasi.


5. Meningkatkan kinerja karyawan
Karena sistemnya yang terkomputerisasi dan terotomatisasi maka mempercepat dan memepermudah kinerja dimanapun transaksi dilakukan. Dengan e commerce maka pembagian kerja karyawan akan semakin diarahkan ke bagian yang lainnya karena jaringan telah difasilitasi oleh ekstranet dan intranet. Keadaan ini akan memberikan efisiensi kerja dan karyawan akan semakin fokus kepada pekerjaan baru yang diberikan kepada mereka. Apabila karyawan fokus pada apa yang dikerjakan maka kinerja karyawan juga akan meningkat.


6. Bagaimana memulai menjual secara online
Ben Richardson - Desember 2004
Selama beberapa tahun terakhir telah ada berbagai klaim mengenai jumlah yang dihabiskan online selama periode Natal. Tahun ini tidak berbeda. Sebuah studi terbaru oleh AC Nielsen yang tertangkap mata saya menyatakan bahwa 84% orang Amerika mengatakan mereka akan membeli setidaknya satu online liburan hadiah.
Ini terdengar sedikit ambisius untuk saya, tapi bagaimanapun, aku pikir itu mungkin saat yang baik untuk memiliki melihat dasar-dasar penjualan online.
Langkah 1) Jika Anda repot-repot?
Pertama dan terpenting, adalah produk atau jasa Anda cocok untuk dijual secara online? Terdengar jelas, tapi ada banyak bisnis yang telah menghabiskan banyak uang (dan dibuat sangat kecil) mencoba untuk menjual produk yang tidak boleh dijual secara online.
Perjalanan udara, konsumen elektronik dan pakaian jadi tiga kategori terpanas produk konsumen dijual secara online. Penjualan dari beberapa item yang masih terbatas oleh faktor "tangibility", namun. Sebagai contoh, elektronik konsumen adalah kategori panas, tetapi beberapa produk elektronik hanya tidak akan menjual online karena pelanggan perlu menyentuh dan merasakan mereka sebelum membuat keputusan pembelian.
Sellability online (adalah bahwa kata) tergantung pada apakah suatu produk dibeli dengan faktor-faktor kualitatif atau kuantitatif dalam pikiran. Televisi dan stereo adalah contoh utama dari produk kualitatif bahwa banyak pelanggan ingin menguji secara pribadi sebelum membeli.
Langkah 2) Setup Merchant Account
Sebelum Anda dapat mulai menerima kartu kredit dari pelanggan Anda, Anda akan perlu setup account merchant dengan bank, yang pada dasarnya merupakan rekening khusus di mana pelanggan dana Anda ditransfer ketika mereka melakukan pembelian. Anda mungkin sudah memiliki account merchant untuk terminal EFTPOS Anda, tapi ini berbeda dengan merchant account internet diperlukan untuk transaksi e-commerce.
Bank Australia tidak membuat proses membuka merchant account mudah, dan beberapa pelanggan kami memiliki waktu yang sangat sulit mendapatkan satu. Biaya khas pada account merchant Anda termasuk biaya setup $ 250, $ 33 per bulan dan 2-3% pada setiap transaksi. Dengan struktur biaya seperti itu itu heran bank tidak memberikan merchant account untuk siapa pun yang bersedia untuk mengambil satu!
Langkah 3) Pilih Payment Gateway
Sekarang bahwa Anda memiliki tempat untuk menyimpan uang, kita perlu cara untuk memeriksa kartu kredit pelanggan, dan transfer dana ke account Anda. Ini dikenal sebagai Payment Gateway, dan ada beberapa penyedia mapan di Australia. Kami biasanya akan memandu Anda melalui gateway yang sesuai memilih untuk kebutuhan anda, seperti jika Anda memerlukan pelanggan untuk dapat melakukan pembayaran dalam mata uang mereka sendiri. Anda dapat mengharapkan untuk membayar biaya setup kecil, dan 20-45 sen per transaksi, tergantung pada jumlah transaksi yang terjadi.
Langkah 4) Mengembangkan toko online Anda
Ini adalah tempat Beralih TI, atau beberapa (dan tim jelek banyak) lainnya kurang berpengalaman desain dan mengembangkan toko online Anda. Proses checkout harus sederhana untuk digunakan, dan pelanggan harus merasa percaya diri dalam keamanan toko.

7. Langkah – langkah Pengembangan E- Commerce Di Pandang dari Perspektif Bisnis
Lima Langkah Sukses Bisnis E Commerce
> Patricia Seyboald, peneliti dan konsultan terkemuka di Amerika, baru-baru saja menyelesaikan risetnya terhadap lebih dari 40 perusahaan yang berhasil mengembangkan bisnis e-commerce-nya. Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap sejumlah perusahaan tersebut, yang bersangkutan menemukan kesamaan strategi yang masing-masing perusahaan jalankan dalam merencanakan dan mengembangkan bisnis di dunia maya tersebut. Ada 5 (lima) langkah yang mereka jalankan seperti yang dijelaskan sebagai berikut (Seybold, 1998).
Langkah 1: Set Strategy
-> Hal yang pertama kali harus dilakukan adalah menyusun suatu strategi dengan berpegang pada suatu prinsip, yaitu bagaimana memudahkan konsumen dalam melakukan bisnis dengan perusahaan. Perlu diperhatikan, bahwa konsumenlah yang akan menjadi sumber pendapatan perusahaan karena merekalah yang akan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Perusahaan harus memastikan bahwa cara berbisnis yang ditawarkan tidak merepotkan atau menyulitkan mereka, sebaliknya justru mempermudah mereka dalam mendapatkan produk atau jasa yang dibutuhkan. Jalan yang paling mudah untuk mulai membangun strategi perdagangan melalui dunia maya yaitu dengan cara berempati, yaitu berfikir seperti layaknya seorang konsumen. Paling tida ada 5 (lima) “syarat” konsumen yang harus selalu diperhatikan dan dipenuhi, yaitu masing-masing:
“Don’t Waste Our Time” –
> yang memiliki arti bahwa perusahaan harus menerapkan mekanisme perdagangan yang cepat dan tidak membuang-buang waktu berharga konsumen. Contohnya, jika ingin menerapkan pembayaran melalui website, harus dipastikan bahwa mekanisme pengisian formulir dan pembayaran dapat dilakukan dengan cepat. Dengan kata lain, rangkaian aktivitas mulai dari pemilihan produk atau jasa sampai dengan proses distribusi, harus dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dilihat dari perspektif konsumen.
“Remember Who We Are”
> merupakan suatu prinsip dimana perusahaan harus memberikan perhatian yang cukup kepada konsumen yang dilayaninya, terutama mereka yang telah pernah melakukan transaksi sebelumnya dengan perusahaan. Peran sistem basis data konsumen sangat menentukan di sini, dimana perusahaan harus mengetahui karakteristik masing-masing konsumennya sehingga tahu betul cara melayani mereka
“Make It Easy for Us to Order and Procure Service”
> mengandung makna bahwa selain cepat, proses pemesanan dan pembelian barang pun harus dapat dilakukan secara mudah, dan tidak bertele-tele. Harap diperhatikan bahwa dengan menggunakan teknologi informasi, belum tentu semuanya dapat berjalan dengan cepat dan sederhana, karena untuk barang-barang yang bersifat fisik (tidak dapat didigitalisasi), proses pengiriman atau distribusi secara fisik tetap dilakukan, sehingga jarang justru akan melibatkan proses-proses manual (konvensional). Contohnya adalah pengiriman buku dari luar negeri ke dalam negeri yang harus tertahan di kantor pos karena si pemesan harus membayar pajak tambahan terlebih dahulu, dan mengambil barangnya di kantor pos.
“Make Sure Your Service Delight Us”
> menekankan bahwa perlunya perusahaan untuk selalu memuaskan konsumen dilihat dari segi pelayanan (customer service) yang diberikan. Ada pepatah mengatakan bahwa ‘good service is proactive service’, yang berarti bahwa perusahaan jangan selalu beranggapan bahwa semuanya telah dan akan berjalan dengan baik. Manajemen harus dapat mengantisipasi berbagai hal yang mungkin terjadi dan menimpa konsumennya. Misalnya adalah pengiriman paket yang mungkin lebih lambat dari jadwal yang telah dijanjikan. Terhadap berbagai hal yang mungkin terjadi ini, perusahaan harus memiliki ‘senjata’ untuk dapat mengembalikan kekecawaan konsumen karena adanya hal-hal yang tidak diinginkan terjadi tersebut.
“Customize Your Products and Service for Me”
> adalah sebuah hal yang secara teknis telah mungkin dilakukan pada saat ini, yaitu perusahaan dapat menciptakan dan menjual produk atau jasa yang unik terhadap kebutuhan spesifik konsumen tertentu. Misalnya adalah seorang konsumen yang menetapkan sendiri kriteria pesawat dan hotel yang ingin dipergunakannya selama bepergian ke luar kota. Tentu saja perusahan perlu mengadakan kajian terhadap kemungkinan dapat dipenuhinya kebutuhan tersebut, mengingat besarnya investasi yang kerap harus dikeluarkan untuk dapat memberikan pelayanan seperti ini.
Langkah 2: Focus on the End-Customer
-> Setiap proses bisnis pasti memiliki konsumen yang secara langsung maupun tidak langsung “menkonsumsi” produk atau jasa yang ditawarkan. Pada tahapan ini, adalah penting bagi perusahaan untuk mengkaji dan mendefinisikan siapa sebenarnya konsumen lansung (end-customer) dari produk atau jasa yang ditawarkan.
Langkah 3: Redesigning Customer-Focus Business Process
-> Ketika konsep Business Process Reengineering (BPR) diperkenalkan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, banyak perusahaan yang mulai melakukan rancang ulang terhadap proses dan aktivitas internalnya agar tercipta suatu alur yang efisien (lebih murah,lebih baik dan lebih cepat). Hanya saja ada kesalahan prinsip yang sering dilakukan, yaitu dimulainya melakukan proses perancangan dari dalam ke luar (from inside to outside), padahal tujuan akhir dari perubahan proses bisnis tersebut adalah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, yang notabene berada di luar perusahaan (eksternal). Proses perancangan ulang yang benar adalah dengan memulainya dari aktivitas terluar, yaitu yang menghubungkan perusahaan dengan konsumennya (customer focus business process). Dengan selalu beranggapan bahwa “customer is a king”,
Langkah 4: Wire Company for Profit
->Setelah proses bisnis selesai dirancang ulang untuk menyesuaikan dengan karakteristik bertransaksi di dunia maya, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan infrastruktur perusahaan untuk memungkinkan terjadinya mekanisme bisnis yang diinginkan. Yang paling penting untuk dikathui di sini adalah bagaimana mentransformasikan kebutuhan bisnis dengan spesifikasi teknologi informasi yang ada (business and information technology alignment). Ada 4 (empat) “bahasa” yang dapat dipergunakan untuk menjembatani antara sisi bisnis (demand) dengan sisi teknologi (supply), yaitu sebagai berikut:
- Customer Profiles
- merupakan karakteristik konsumen beserta perilakunya yang akan sangat menentukan tipe aplikasi yang cocok dipergunakan sebagai sarana untuk melakukan mekanisme perdagangan. Sistem antarmuka (user interface) merupakan kunci dari efektivitasnya sebuah situs e-commerce dalam merangsang konsumen untuk melakukan transaksi melalui internet.
- Business Rules
- dimana merupakan kebijakan perusahaan (company policy) dalam melakukan mekanisme bisnis dan perdagangan. Aturan-aturan ini secara implisit maupun eksplisit harus dapat didefinisikan dengan jelas sehingga pihak perancang teknologi informasi dapat menentukan sistem yang sesuai dengan kebutuhan tersebut dan dapat memimikkan aturan-aturan proses yang berlaku. Termasuk dalam kategori ini adalah mekanisme jual beli, aturan perpajakan, cara penentuan harga, fasilitas pemotongan (discount), dan lain sebagainya
-Business Events
- adalah kumpulan dari aktivitas utama yang biasa dilakukan oleh pihak-pihak terkait (stakeholders) dalam perusahaan maupun oleh rekanan bisnis atau konsumen. Misalnya adalah transfer uang dari rekening bank ke perusahaan, penanganan keluhan konsumen, pembuatan laporan berkala perusahaan, permintaan informasi oleh pelanggan, dan lain sebagainya.
-Business Objects
- Yang pada dasarnya adalah kumpulan dari entiti-entiti bisnis, baik secara fisik maupun abstrak, yang ditemui di dalam aktivitas sehari-hari dan menjadi subjek maupun objek dalam proses perdagangan. Contohnya adalah: pelanggan, pemasok, uang, peralatan, kertas, buku, dan lain-lain. Pengkajian terhadap objek yang relevan dengan bisnis perusahaan sangat penting karena pengembangan aplikasi e-commerce menggunakan prinsip-prinsip “component based development system” yang merupakan konsep pemrograman berbasis objek.
Langkah 5: Foster Customer Loyalty
-> Langkah yang terakhir adalah berusaha untuk membuat konsumen loyal terhadap perusahaan e-commerce yang ada, hanya karena dengan loyalitas mereka sajalah maka profitabilitas usaha dapat tercapai. Prinsip-prinsip profitabilitas yang dapat dicapai dengan cara memelihara loyalitas konsumen adalah sebagai berikut:
-Base Revenue –
> Dimana perusahaan harus memiliki model bisnis (business model) yang menjamin adanya pemasukan (cash-in) bagi perusahaan paling tidak untuk mempertahankannya tetap eksis di internet (operational cost). Jika sumber pendapatan ini dapat secara konvensional diterima oleh perusahaan sesuai dengan siklus keuangan yang dibutuhkan, maka perusahaan telah berada dalam posisi yang aman.
-Growth -
> setelah sumber dasar pendapatan secara aman telah diperoleh, maka tibalah saatnya perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya sehingga dapat tumbuh menjadi lebih besar. Cara termudah adalah dengan berusaha meningkatkan jumlah konsumen atau dengan menawarkan produk/jasa baru kepada konsumen yang sudah ada.
-Referral –
> jika konsumen atau pelanggan tetap merasa puas dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan, maka mereka akan memberitahukannya dengan calon konsumen lain. Teknik pemasaran “dari mulut ke mulut” ini terbukti masih menjadi cara yang paling efektif untuk mendapatkan pelanggan di dunia maya, sehingga secara cepat dan pasti perusahaan akan terus mendapatkan pelanggan baru.
-Price Premium –
> teknik terakhir yang dapat dipakai untuk meningkatkan pendapatan adalah dengan menerapkan sistem penerapan harga yang berbeda untuk masing-masing konsumen (price discrimination). Kenyataan bahwa konsumen yang loyal biasanya mau mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk membeli suatu produk atau jasa dibandingkan dengan konsumen baru merupakan peluang bagi perusahaan untuk memberlakukan harga khusus (price premium) bagi mereka.

8. . Bandingkan antara “marketplaces” dengan “marketspaces”. Apa keunggulan dan keterbatasan masing-masing!
Dengan berkembangnya teknologi informasi, khususnya internet, peran pasar tradisional secara perlahan mulai tergantikan oleh pasar elektronis (marketspace). Keberadaan fisik pasar ini secara perlahan akan berkurang, begitu pula dengan kebutuhan untuk mengantarkan barang ke pasar (marketplace). Pada marketspace, yang merupakan pasar elektronis, barang-barang di antarkan langsung kepada pembeli saat pembelian dilakukan. Hal mi menyebabkan pasar menjadi lebih efisien. Perbedaan antara marketplace dan marketspace adalah:Marketplace Marketspace
Mass marketing and advertisement Target, one to one interactive marketing and advertisement
Mass production Mass customization
Monologue Dialogue
Paper catalog Electronic dialogue
One to many communication model Many to many communication model
Supply side thinking Demand side thinking
Customer as target Customer as partner
Segmentation Communities
Physical products and services Digital product and services
Branding megabrand Communication diversity
Intermediation Disintermediation reintermediation
Keuntungan marketplace:
Pembeli dapat langsung melihat dan menerima barang yang dibeli.
Lebih aman dan terpercaya karena langsung bertransaksi dengan orang bukan dengan mesin.
Kelemahan marketplace:
Pencarian informasi dan pembelian tidak selalu dapat dilakukan 24 jam dalam sehari.
Keuntungan marketspace:
Kaya akan informasi
Murahnya biaya pencarian informasi bagi konsumen
Menghilangkan ketidaksamaan informasi antara penjual dan pembeli
Pemisahan sementara yang lebih baik antara waktu pembelian dengan waktu pemprosesan produk digital yang dibeli di e-marketplace.
Penjual dan pembeli dapat berada di lokasi yang berbeda
Kelemahan marketspace:
Adanya kekurangan sistem keamanan, kehandalan, standar, dan beberapa protokol komunikasi.

9 . Jelaskan bagaimana trust, kepuasan, loyalitas konsumen pada E-commerce (Tunjukkan berdasarkan riset yang termuat di jurnal http://sciencedirect.com sebagai rujukan)?

Faktor trust merupakan salah satu faktor kritis dalam e-commerce, terutama menyangkut competence trust dan goodwill trust. Transaksi melalui internet tidak bisa jalan tanpa adanya faktor kepercayaan. Apalagi pihak-pihak yang terlibat belum tentu bisa bertatap muka secara langsung. Faktor kepercayaan ini sangat sukar dibangun, namun sangat mudah sekali dirusak. Oleh karena itu dibutuhkan tiga faktor utama dalam rangka membangun dan mempertahankan trust, yaitu kepuasan pelanggan, reputasi dan itikad baik pemasok, serta pengakuan dari pihak ketiga
Kepuasan konsumen pada penggunaan E-Commerce bergantung pada kualitas dari pelayanan yang diberikan. Kepuasan adalah satu hal terpenting dari reaksi konsumen dalam lingkungan online antara penjual dan pembeli dalam media elektronik. Apabila tingkat kepuasan konsumen tinggi, maka ia akan melakukan pembelian kembali dua bulan kemudian. Dengan adanya kepuasan yang dirasakan oleh konsumen, ia akan merekomendasikan penjualan internet tersebut kepada orang lain. Bagaimana pun juga, apabila terdapat konsumen yang merasa tidak puas dengan layanan yang diberikan, ia akan meninggalkan penjualan internet tersebut secara permanen. Sehingga hal ini mengarahkan bagi para online vendor agar dapat meningkatkan kualitas layanan yang dapat diberikan kepada konsumen agar ia dapat merasa puas telah menggunakan layanan E-Commerce.
Menciptakan loyalitas pelanggan adalah hal penting yang dilakukan oleh online vendors dalam menarik dan menciptakan pelanggan baru. Selain itu loyalitas pelanggan berdampak baik untuk perkembangan dan keuntungan dari online vendors. Loyalitas pelanggan pada suatu vendor akan menyebabkan pelanggan tersebut melakukan lebih banyak transaksi dengan vendor tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap penggunaan e-commerce adalah dengan memberikan pelayanan yang berkualitas baik, yang diharapkan dapat membuat pelanggan untuk kembali melakukan transaksi dengan vendor tersebut.

10. contoh aplikasi E-COMMERCE dan penjelasanya :
Pendahuluan
Masa sekarang ini perusaan harus pandai-pandai menentukan keputusan untuk memasarkan produknya, maka dibutuhkan sarana yang tepat untuk dunia pemasarannya. Melalui e-commerce, pemasaran kepada konsumen pada umumnya beroperasi berdasarkan prinsip pemasaran massa dan pemasaran ke bisnis terutama menyibukkan diri dengan masalah untuk membangun tenaga pemasaran yang tebaik. Untuk memanfaatkan kemajuan teknologi guna menunjang keunggulan dari suatu perusahaan harus dilakukan dengan kebijakan yang terfokus pada metode pemasaran pada perusahaan, salah satunya yaitu dengan melalui e-commerce. Sehubungan dengan itu, pelaku bisnis dalam perusahaan cenderung ingin mendapatkan pemasaran yang efektif dan efisien sebagai sarana informasi dalam transaksi. E-commerce merupakan terobosan baru dalam dunia informasi, karena dapat memberikan suatu informasi dalam bentuk lebih menarik, menyenangkan dan on line setiap saat tanpa batas waktu, asalkan semua perangkat teknologi memenuhi. Berkaitan dengan itu, perusahaan yang sudah mapan menjadikan objek dalam penerapan pamasaran melalui e-commerce.
Dari berbagai hal yang didapatkan terhadap pembahasan karya tulis ini, tinjauan pustaka yang diolah didalamnya menjadi kesatuan pokok pembahasan yang sangat utama untuk mendukung literature, agar tidak lepas dari pokok pembicaraan. Dengan kat lain tinjauan pustaka dalam hal ini harus difokuskan dan menjadi alat interaksiuntuk memunculkan suatu masukan yang nantinya akan dapat disajikan dalam bentuk karya tulis dan sebagainya. Jadi, ada beberapa tinjauan pustaka yang digunakan dalam karya ini berupa buku panduan yang sangat berkaitan dengan pokok pembahasan utama yaitu e-commerce. Salah satu buku acuan yang didalamnya mengupas berbagai cara-cara, metode ataupun langkah-langkah dalam upaya terciptanya sebuah e-commerce yang mampu memberikan profit/ laba terhadap suatu perusahaan. Dan juga, tidak lupa dengan seseorang yang memutuskan berbagai hal dalam perusahaan yakni manajer, haruslah mengerti berbagai permasalahan, ancaman, kesempatan, kekuatan perusahaan yang mantap dan berhasil guna untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Maka kesemuanya menjadi pembicaraan dalam karya ini
Pembahasan
E-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik. M. Suyanto (2003) mengatakan, e-commerce (EC) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web internet (Shim, Qureshi, Siegel, 2000) atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, king, Chung, 2000). Kalakota dan Whinston (1997) mendefinisikan e-commerce dari beberapa perspektif berikut:
1. Dari perspektif komunitas, e-commerce merupakan pengiriman informasi, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik lainnya.
2. Dari perspektif proses bisnis, e-commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.
3. Dari perspektif layanan, e-commerce merupakan satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan ketepatan pelayanan.
4. Dari perspektif on line, e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produkdan informasi di internet dan jasa on line lainnya. E-commerce bisa beragam bentuknya tergsntung pada tingkat digitalitas produk/ layanan untuk dijual dan sebagainya. Phillip Kotler (2000) mengatakan, pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi. Strategi menurut Phillip Kotler adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi dan melakukan misinya. Program merupakan peran aktif yang didasari rasional yang dimainkan oleh manajemen dalam merumuskan strategi perusahaan/ organisasi. Sedangkan perspektif selanjutnya , strategi adalah pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu (James A.F. Stoner 1991). Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa
sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya bisa menjual sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk konsep pemasaran menegaskan behwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan perusahaan tersebut haruslah efektif dibanding para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan.SEDANGKAN...
Dilihat dari jenisnya, E-Commerce kerap dibagi menjadi dua kategori, yaitu B-to-B dan B-to-C. Prinsip pembagian ini dilandasi pada jenis institusi atau komunitas yang melakukan interaksi perdagangan dua arah. Jika dilihat dari perspektif lain, yaitu berdasarkan jenis aplikasi yang dipergunakan, E-Commerce dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) tipe: I-Market, Customer Care, Vendors Management, dan Extended Supply Chain (Fingar, 2000).
Sumber: Peter Fingar et al, 2000
I-Market
Internet Market (I-Market) didefinisikan sebagai suatu tempat atau arena di dunia maya dimana calon pembeli dan penjual saling bertemu untuk melakukan transaksi secara elektronis melalui medium internet. Dari definisi tersebut terlihat bahwa tipe bisnis yang terjadi adalah B-to-C karena sebagai penjual produk atau jasa, perusahaan berusaha menghubungkan dirinya dengan I-Market yang notabene merupakan komunitas para pengguna internet yang ada di seluruh dunia. Prinsip yang dipegang dalam tipe ini adalah perusahaan menyediakan berbagai informasi lengkap mengenai seluruh produk atau jasa yang ditawarkan melalui internet, dengan harapan bahwa ada calon pelanggan yang pada akhirnya melakukan pemesanan atau pembelian terhadap produk atau jasa tersebut (order).
Customer Care
Tipe aplikasi E-Commerce kedua adalah suatu usaha dari perusahaan untuk menjalin hubungan interaktif dengan pelanggan atau konsumen yang telah dimilikinya. Jika pada waktu terdahulu perusahaan biasanya menyediakan nomor telepon bebas pulsa (toll free) sebagai sarana yang dapat dipergunakan pelanggan untuk bertanya, berdiskusi, atau menyampaikan keluhan sehubungan dengan produk atau jasa yang telah atau akan dibelinya. Nomor telepon ini pada dasarnya dihubungkan dengan pusat informasi perusahaan atau call center. Dengan berkembangnya internet, maka dengan mudah konsumen dapat berhubungan dengan customer service perusahaan selama 24 jam melalui situs terkait. Tengoklah beberapa pelayanan yang biasa ditawarkan melalui situs seperti: FAQ (Frequently Asked Questions), real time chatting, customer info changes, dan lain sebagainya. Prinsip utama yang diharapkan oleh perusahaan dengan mengimplementasikan E-Commerce jenis ini adalah untuk memberikan pelayanan (supports and services) yang prima sehingga mempertinggi atau meningkatkan loyalitas konsumen. Seperti halnya dengan I-Market, sebagian besar aplikasi yang dipergunakan bersifat B-to-C.
Vendors Management
Hakekat dari sebuah bisnis adalah melakukan transformasi “bahan mentah” menjadi sebuah produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dengan kata lain, mayoritas perusahaan pastilah memiliki pemasok (supplier) “bahan mentah” tersebut. Disamping itu, berbagai aktivitas penunjang seperti proses administrasi, pengelolaan SDM, dan lain sebagainya kerap membutuhkan beragam barang yang harus dibeli dari perusahaan lain. Proses pembelian yang berlangsung secara kontinyu dan berulang secara periodik tersebut pada dasarnya memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap pengeluaran total perusahaan (cost center). Penerapan aplikasi E-Commerce untuk menghubungkan perusahaan dengan para vendor pemasok berbagai kebutuhan bisnis sehari-hari dapat menekan biaya total yang dikeluarkan untuk aktivitas pengadaan dan pembelian barang. Dengan dimanfaatkannya aplikasi E-Commerce jenis ini, perusahaan dapat melakukan eliminasi berbagai proses yang tidak perlu, mengintegrasi beberapa proses yang dapat sekaligus dilakukan, menyederhanakan proses yang berbelit-belit, dan mengotomatisasikan proses-proses manual yang memakan waktu dan biaya. Sehingga prinsip yang dijalankan dalam implementasi aplikasi E-Commerce ini adalah perusahaan melakukan proses pemesanan, pengadaan, dan pembeliaan bahan-bahan yang dibutuhkan dari berbagai pemasok dan vendor melalui internet, dan para rekanan ini akan mengirimkannya kepada perusahaan sesuai dengan kebutuhan. Tipe B-to-B merupakan platform transaksi yang diterapkan dalam tipe E-Commerce ini.
Extended Supply Chain
Supply Chain adalah urutan proses atau aktivitas yang dijalankan perusahaan mulai dari “bahan mentah” (raw materials) dibeli sampai dengan produk jadi ditawarkan kepada calon konsumen. Proses generik yang biasa dilakukan dalam supply chain adalah: pengadaan bahan mentah, penyimpanan bahan mentah, produksi atau operasi bahan mentah menjadi bahan baku/jadi, penyimpanan bahan baku/jadi, distribusi, pemasaran dan penjualan, serta pelayanan purna jual. Tidak seperti pada perusahaan konvensional dimana proses dari hulu ke hilir ini dilakukan secara penuh dan menyeluruh oleh perusahaan, untuk dapat berkompetisi di era globalisasi seperti saat ini, perusahaan harus menjalin kerja sama dengan rekanan bisnis yang lain (collaboration to compete). Kunci dari kerja sama ini adalah untuk menciptakan suatu produk atau jasa yang lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat dari yang ditawarkan para kompetitor. Tentu saja untuk dapat menciptakan produk atau jasa yang demikian, proses penciptaan produk atau jasa di internal perusahaan harus dilakukan pula secara murah, baik, dan cepat. Di sinilah prinsip penggunaan E-Commerce dipergunakan, yaitu untuk melakukan optimisasi supply chain perusahaan dengan cara menjalin hubungan dengan seluruh rekanan atau pihak-pihak lain yang terlibat langsung dalam proses penciptaan produk atau jasa melalui jalur elektronis semacam internet. Jelas terlihat bahwa seperti halnya tipe E-Commerce Vendor Management, prinsip B-to-B merupakan platform yang diterapkan dalam pengembangan E-Commerce terkait.

3 komentar:

a!Mz mengatakan...

cuma pengen komentar, ky'a ada yg lebih tepat nh:
http://mpie-noviesblog.blogspot.com/2011/03/sistem-perdagangan-internet.html
http://suminten.webnode.com/e-commerce/hubungan-supply-chain-e-commerce/

a!Mz mengatakan...

http://www.jokosusilo.com/2010/01/19/5-tips-memulai-bisnis-online-sebagai-bisnis-sampingan/
http://yurindra.wordpress.com/e-commerce/proses-bisnis-dalam-kerangka-electronic-commerce/
http://blog.ub.ac.id/manajemen07/2011/11/15/4/
http://anakkelasi.blogspot.com/2011/11/langkah-langkah-pengembangan-e-commerce.html

Ray Sikilang mengatakan...

@aimz: sip...bagus tu...tnks ya.. :-)

Posting Komentar

Total pengunjung minggu ini